Rayakan Saja Ku Boelldzh
Konon, ketertinggalan peradaban islam bermula dari kurangnya kemauan kita dalam melakukan sesuatu. Terlebih lagi, minimnya tradisi mimpi. Tengok saja, perilaku dalam kesehariah kita. Bila, kita perki ke rumah Nenek ambil contoh, pada masa kecil tempo dulu, biasanya orang tua kita selelu berujar 'Sama siapa ke sini,? jawab bocah kecil dengan keluguannya berkata dengan lantang 'sama kapa terbang', katanya. Kontan saja, berucap 'Apa ade bilang, masa ke sini pake naek kapal segala'tegasnya.
Perilaku memilukan lagi membuat budaya imajinasi kita dipeti keramatkan. Padahal, melalui kebaiasaan inilah perdaban barat bisa maju, bahkan menjadi kiblat model dunia. Dengan demikian, kiranya umat isalam memupuk dan membiasakan tradisi tersebut, maka mereka akan berbanding lurus dengan kemajuan-kemajuan internasional. Bila tidak, maka tunggu saja ketertingalannya. Tengok saja, kemajuan negara-negara islam, hampir sebagian besar masyarakatnya terpuruk ekonomi, miskin, kelaparan, terbelekan dalam masalah IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), bahkan dalam hal IMTAK (Iman dan Takwa) saja masih banyak diragukan.
Dengan demikian, rayakan saja budaya mimpi tersebut, tak lain guna mengejar ketertinggalan dari perdaban bangsa lain. [Ibn Ghifarie]
Cag Rampes, Pojok PusInfoKomp 06/09;19.21 wib |